Selasa, 01 Mei 2012

Jim Yong-Kim: Dokter dan Antropolog Pemimpin Bank Dunia

JIM YONG-KIM
Lahir: Seoul, 8 Desember 1959
Pendidikan:
- 1993 - Ph.D.Universitas Harvard Jurusan Antropologi
- 1991 - Dokter dari Sekolah Kedokteran Harvard 
- 1982 - Sarjana Muda dari Universitas Brown ("magne cum laude")
Penghargaan (antara lain)
- Menerima MacArthur "Genius" Fellowship (2003)
- "25 Pemimpin Terbaik AS" oleh US News and World Report (2005)
- "100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia" oleh Majalah Time" (2006)

                              (Washington Post/Situs Dartmouth) 

Ada yang istimewa dalam pemilihan Presiden Bank Dunia tahun ini. Untuk pertama kali, bursa pimpinan Bank Dunia diramaikan oleh calon dari luar Amerika Serikat, Menteri Keuangan Nigeria Ngozi Okonjo-Iweala. Jose Antonio Ocampo, ekonom asal Kolombia mengundurkan diri beberapa saat sebelum pemilihan. calon yang diajukan Presiden AS Barack Obama pun di luar dugaan dan spekluasi berkembang menjelang pemilihan.

OLEH A JOICE TAURIS SANTI

Di bawah tekanan agar tradisi Bank dunia yang selalu di pimpin orang AS berubah, Obama mengajukan jalan tengah. Obama tidak mengajukan diplomat atau bankir dari Wall Street seperti yang diajukan Presiden AS sebelumnya, tetapi seorang dokter dan antropolog kelahiran Seoul, Korea Selatan, Jim Yong-Kim. 
     Dengan diajukannya Kim yang bukan asli AS, Obama seolah memberikan jawaban atas desakan reformasi di tubuh lembaga multilateral itu yang disuarakan kubu negara berkembang. Walaupun pada kenyataannya, tidak terlalu banyak yang berubah dari tata cara pemilihan presiden Bank Dunia.
     Kim, yang lahir diSeoul, pindah ke AS pada usia lima tahun. Keluarganya termasuk korban perang Korea yang kejam pada tahun 1950-1953. Hingga beberapa tahun setelah perang berkecamuk, Seoul dan kota lainnya masih berantakan.
     Dia dibesarkan di Muscatine, Iowa. Berkat kerja keras mereka di AS, ayahnya menjadi pengajar di jurusan kedokteran gigi di Universitas Iowa. sedangkan ibunya memegang gelar PhD pada bidang filsafat melalui program beasiswa.
     Kim bersekolah di Sekolah Menengah Muscatine. Sejak SMA, dia aktif menjadi ketua kelas, menyampaikan pidato perpisahan, sekaligus menjadi quarter back di tim sepakbola serta point guard di tim basket, dua posisi penting di kedua cabang olahraga tersebut.
     Setelah setengah tahun kuliah di Universita Iowa, Kim pindah ke Universitas Brown. Dia lulus sarjana muda dengan nilai magna cum laude pada tahun 1982, kemudian mendapatkan gelar dokter dari Sekolah Kedokteran Harvard tahun 1991. Dia melanjutkan kuliahnya di Harvard dan mendapatkan PhD dari jurusan antropologi tahun 1993.

Kesehatan publik

     Keterlibatan Kim dengan kesehatan masyarakat dimulai ketika dia dan rekannya, Paul Farmer, Todd Mc Cormack, Thomas J White, dan Ophelia Dahl, mendirikan organisasi Partners In Health (PIH) tahun 1987. Organisasi ini memfokuskan layanannya pada program kesehatan di Haiti. PIH memberikan pelayanan menurut kebutuhan setempat dan mendidik warga agar paham kesehatan dan mengimplementasikannya dalam kehidupan.
     Organisasi ini terus berkembang. Pada dekade 1990-an, program ini telah menjangkau lebih dari 100.000 orang di Haiti. PIH telah sukses melawan penyakit infeksi dengan biaya rendah, 150 dollar AS (Rp 1,3 juta)-200 dollar AS (Rp 1,8 juta), untuk mengobati pasien TBC di rumah mereka.
     Sebagai perbandingan, penyembuhan TBC dapat mencapai 15.000 - 20.000 dollar AS (Rp 137 juta-Rp 183 juta) di rumah sakit di AS. Kim berpengalaman dalam merancang prosedur pengobatan dan menggunakan obat yang lebih murah dan lebih efektif.
     Kesuksesan PIH di Haiti dibawa ke Peru tahun 1994. Hingga tahun 1998, karena kesuksesan metode yang dibuat oleh PIH, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendukung adaptasi pengobatan yang berdasarkan komunitas untuk memberdayakan komunitas di seluruh penjuru dunia.
     Saat ini PIH memiliki 13.000 pekerja di 12 negara. Kim meninggalkan jabatannya sebagai eksekutif direktur di lembaga ini tahun 2003.
     Kim lalu menjadi Direktur Departemen HIV/AIDS WHO. Di tempat ini, dia membuat berbagai program untuk pengobatan, pencegahan HIV/AIDS di negara-negara berkembang, sekaligus masih bekerja menyusun kebijakan internasional mengenai penanggulangan TBC.
     "Dr Kim merupakan pendukung kuat kesehatan publik. Di WHO, Kim menciptakan dan mengimplementasikan '3 by 5 Initiative' yang menjadikan jutaan orang di negara berkembang menddapatkan akses terhadap terapi HIV untuk pertama kalinya," ujar Tarik Jasaveric, juru bicara pada WHO.
     Program "3 by 5 Initiative' merupakan program untuk membuat 3 juta orang dapat mengakses obat HIV/AIDS tahun 2005. "Pada tahun 2007, program ini baru dapat mencapai tujuannya, mengobati 3 juta orang." Demikian dilaporkan Washington Post.
     Pada 2006, Kim dinobatkan oleh majalah Time sebagai salah satu dari 100 orang Paling Berpengaruh karena terus bekerja mengampanyekan pengobatan HIV/AIDS dan upayanya melawan TBC di Peru.
     Kim juga sempat menjabat pimpinan pada Jurusan Kesehatan Global dan Kedokteran Sosial di Sekolah Kedokteran Harvard. Dia juga menjadi direktur pada Pusat Kesehatan dan Hak Asasi Manusia Fransiskus Xaverius Bagnoud.
     Di Harvard, Kim mengajar mata kuliah antropologi, analisis sosial, kedokteran sosial, dan kesehatan global. Dia mengajar baik untuk mahasiswa strata satu maupun strata dua.
     Meski Kim semakin dikenal karena upaya dan pengabdiannya pada bidang kesehatan publik, masa jabatannya sebagai Rektor Darthmouth College sempat menjadi kontroversi. Selama tiga tahun memimpin Darthmouth, 2009-20112, Kim menghadapi hambatan pada masalah anggaran kampus. Dia juga dikritik para mahasiswanya.
     Beberapa mahasiswa menulis, dia menolak melepaskan anggaran kampus, gagal membuat laporan tentang keamanan dermaga di sungai Darthmouth, serta tidak mampu mengatasi skandal di kampus.
     Ketika Kim menjadi pimpinan di Darthmouth, Maret 2009, dia juga orang Asia-Amerika pertama yang memangku jabatan tertinggi pada institusi yang termasuk dalam Liga Ivy, universitas papan atas di AS.
     Kim yang besar di AS mengatakan bahwa dia merasa "sangat Amerika". Dia tidak belajar bahasa Korea hingga kuliah. Namun, dia mengakui, saat ini berbicara dalam tiga bahasa; Korea, Spanyol, dan inggris.
     Sebagai Presiden Bank Dunia, Kim akan membawahi 9.000 ekonom dan ahli pembangunan di berbagai negara. selain itu, Kim juga akan memantau proposal pinjaman untuk proyek pembangunan Bank Dunia. Pada tahun 2011 nilainya mencapai 258 miliar dollar AS.
     Istrinya, Younsook Lim, merupakan dokter anak di Rumah Sakit Anak Boston. Dia juga telah banyak berkarya untuk meningkatkan kesehatan anak-anak di afrika.
     Pasangan ini memiliki dua anak. Anak pertama lahir tahun 2000, sedangkan anak kedua lahir pada 27 Februari 2009, beberapa hari sebelum dia menjadi pimpinan di Darthmouth. Keluarga Kim tinggal di hanover.

Dikutip dari KOMPAS, SELASA, 1 MEI 2012

1 komentar: