Selasa, 26 Februari 2013

Ang Lee: Oscar untuk Asia

ANG LEE 

Lahir: Pingtung, Taiwan, 23 Oktober 1954
Filmografi:
- 1992 Pushing Hands
- 1993 The Wedding Banquet
- 1994 Eat Drink Man Woman
- 1995 Sense and Sensibility
- 1997 The Ice Storm
- 1999 Ride with the Devil
- 2000 Crouching Tiger, Hidden Dragon
- 2002 The Hire
- 2003 Hulk
- 2005 Brokeback Mountain
- 2007 Lust, Caution
- 2009 Talking Woodstock
- 2012 Life of Pi

Ang Lee, sutradara kelahiran Taiwan, mendapat penghargaan Oscar untuk Penyutradaraan Terbaik lewat film "Life of Pi". Saatnya Asia bicara dalam jagat sinema internasional

Ang Lee (58) adalah sutradara asal Asia pertama yang mendapat Oscar, yaitu pada 2006 lewat film Brokeback Mountain. Prestasi itu berulang tujuh tahun kemudian, kali ini dia mendapatkannya lewat film Life of Pi.
   "Terima kasih kepada para dewa film," kata Ang Lee saat menerima Oscar di Kodak Theatre, Los Angeles, AS, Minggu (24/2) malam, atau Senin pagi waktu Jakarta.
   Hadirin pada acara penghargaan Oscar ke-85 itu tergelak dengan gaya "Asia" dari Ang Lee. "Saya perlu berterima kasih kepada Yann Martel yang telah menulis buku hebat dan inspiratif ini," kata Lee melanjutkan.
   Life of Pi diangkat dari novel karya novelis asal Kanada, Yann Martel, yang terbit tahun 2001. Film ini berkisah tentang Pi, bocah India yang terombang-ambing di samudra dalam perahu bersama seekor harimau bernama Richard Parker. Nasibnya terharu biru ombak, setelah perahu yang mengangkut keluarga berikut puluhan binatang koleksi ayahnya tenggelam oleh hantaman badai dalam perjalanan dari India ke Kanada.
   Life of Pi adalah salah satu film Lee yang menggambarkan pertemuan budaya Barat dan Asia. Tokoh-tokoh dalam karya Lee, termasuk dalam Life of Pi, adalah anak-anak dunia yang bisa membawa diri dalam harmoni hidup dua budaya Barat-Timur.
   Tokoh Pi dalam film itu adalah bocah yang berhadapan dengan beragam kultur di India, di mana budaya Timur dan Barat bertemu. Meskipun ada tekanan sosial, termasuk dari keluarga, Pi bisa menempatkan diri.
   "Saya juga perlu berbagi penghargaan ini dengan 3.000 orang yang bekerja keras untuk Life of Pi," kata Ang Lee dalam sambutannya.
   Life of Pi memborong 11 nominasi Oscar dan kebagian Oscar untuk penyutradaraan, sinematografi, lagu asli, dan efek visual. Sebelumnya, film ini juga mengantarkan Lee menerima penghargaan terbaik untuk penyutradaraan dari Golden Globe.
   Lee dipuji sejumlah kritisi film atas kemampuannya mengolah kompleksitas materi dalam novel menjadi suguhan film yang nyaman ditonton. Kritikus film Roger Ebert yang dikenal "pelit" memberi pujian, memberi bintang 4 dari maksimal 4 bintang untuk Life of Pi.
   Ebert menyebut film itu sebagai pencapaian yang hebat dalam cara bercerita dan penguasaan visual. Presiden AS Barack Obama juga memberi acungan jempol sebagai bentuk pujian pada Life of Pi. Kebetulan   Obama sudah membaca novelnya.
   Bukan sekali ini Lee menggarap film berdasar kisah novel. Sebelumnya dia menyutradarai Sense and Sensibility (1995) yang diangkat dari novel berjudul sama, karya sastrawan Inggris Jane Austen (1775-1817).

Nama besar

   Ang Lee masuk deretan sutradara besar di jagat perfilman dunia. Di pentas Oscar tahun ini, dia bertarung dengan nama sutradara dunia seperti Steven Spielberg yang diunggulkan lewat film Lincoln, Michael Haneke (Amour), David O Russell (Silver Linings Playbook), dan Benh Zeitlin (Beasts of the Southern Wild).
   Bukan sekali ini Lee bersaing dengan Spielberg pada ajang Oscar. Tahun 2006, Lee juga menyabet Oscar untuk penyutradaraan Brokeback Mountain. Ia menyisihkan Spielberg yang juga masuk nominasi lewat Munich. Saat itu, Lee pun menyisihkan Bennet Miller, sutradara film Capote, Goerge Clooney (Good Night and Good Luck), dan Paul Haggis (Crash).
   Kemampuan Lee dibuktikan pula lewat posisinya sebagai salah satu dari tujuh sutradara yang pernah mendapat penghargaan dari empat lembaga pemberi penghargaan film untuk penyutradaraan dari Golden Globe, Director's Guild, BAFTA, dan Oscar.
  Lee sejak era 1990-an sudah "bermain-main" di wilayah Oscar. Filmnya The Wedding Banquet (1993) masuk nominasi Oscar untuk kategori Film Berbahasa Asing Terbaik. Setahun kemudian, garapannya Eat Drink Man Woman (1994) masuk lagi nominasi Oscar untuk kategori sama. Baru tahun 2000, ia menyabet Oscar lewat Crouching Tiger, Hidden Dragon (2000) untuk kategori Film Berbahasa Asing Terbaik.
   Oscar bagi Lee seperti kemenangan untuk perfilman Asia. Setidaknya di Taiwan, Oscar yang diraih Lee dirayakan stasiun televisi Taiwan kemarin, dengan menayangkan ulang upacara penyerahan penghargaan Oscar. Saat menerima Oscar, Lee mengatakan, ia tak mungkin bisa menggarap film tersebut, "Tanpa bantuan Taiwan."
   Sebagian proses pembuatan Life of Pi memang dilakukan di Taiwan, yaitu pada penggunaan tangki raksasa untuk adegan laut. Adegan itu diambil di sebuah studio di Taiwan.

Timur vs Barat

   Lee adalah anak seorang guru yang besar dalam tradisi China di Taiwan. Ia merantau ke AS tahun 1978 untuk belajar penyutradaraan teater di Universitas Illinois. Ia melanjutkan belajar produksi film di Universitas New York. Saat itulah ia pernah menjadi asisten sutradara Spike Lee.
   Awal 1980-an, industri film Hollywood belum terlalu tertarik dengan film berbasis budaya Asia, termasuk China. Bahasa dagangnya, karya Lee belum laku. Ia sempat terpikir untuk pulang kampung ke Taiwan, namun Lee mendapat semangat baru setelah dipercaya menggarap film Pushing Hands pada 1992.
   Pushing Hands menjadi penanda awal bahwa sentuhan Asia-nya mendapat tempat di mata penonton, setidaknya pada Festival Film Internasional di Berlin. Karya Lee tersebut juga mendapat penghargaan pada Festival Film Asia-Pasific.
   Mata penonton barat semakin terpesona menangkap keindahan garapan Lee lewat The Wedding Banquet dan terutama Crouching Tiger Hidden Dragon. Tak hanya piawai menggarap film dengan latar budaya Asia, ia membuktikan diri sebagai sineas "dunia" lewat film berlanskap kultural Barat seperti Sense and Sensibility. Ini film Hollywood mainstream pertamanya dan masuk unggulan Oscar.
   "Kadang hal yang tak menguntungkan itu bisa menjadi menguntungkan. Kenyataan saya berasal dari kultur yang berbeda, membuat saya spesial di sini," kata Lee.
   "Mata Asia" Lee mampu melihat Barat dari sudut pandang yang tak banyak diketahui orang Barat. Itu menjadi salah satu daya tarik film-film Ang Lee, mungkin juga sineas Asia lainnya. (AP/AFP/XAR)

Dikutip dari KOMPAS, SELASA, 26 FEBRUARI 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar