YESSY VENISIA YOSAPUTRA
Lahir : Bandung, 27 Agustus 1994
Pendidikan :
- SD St Yusuf Bandung, 2001-2007
- SMP St Angela Bandung, 2007-2008
- SMPN 3 Bandung, 2008-2010
- SMAK II BPK Penabur, 2010-kini
Orangtua : Yohanes Yosaputra dan Sumarni
Kakak : Yuliana Yosaputra, Hans Yosaputra
Pada 13 Juni 1993 perenang Filipina, Akiko Thomson, mencatat rekor SEA Games 2 menit 16,76 detik pada nomor 200 meter gaya punggung putri. Selama kurun waktu 18 tahun, tak ada perenang yang memecahkan rekor itu. Namun, tepat 18 tahun 5 bulan kemudian, perenang putri Indonesia, Yessy Venisia Yosaputra, berhasil meraih emas di nomor yang sama dengan catatan waktu 2 menit 15,73 detik atau 1,03 detik lebih cepat daripada rekor lama.
OLEH CAESAR ALEXEY
Selain memecahkan rekor yang dibuat sebelum dirinya lahir, Yessy juga mengakhiri paceklik emas di sektor renang putri selama enam tahun. Pencapaian gadis berusia 17 tahun itu adalah buah kerja keras dan konsistensi latihan sejak kecil. Ia mulai latihan renang pada umur lima tahun, mengikuti kakak lelakinya yang menderita asma dan menjalani terapi renang untuk pengobatan.
Setelah orangtuanya tahu Yessy hobi renang, mereka mendaftarkannya ke klub renang Aquarius, salah satu klub renang terbaik di bandung, Jawa Barat. Saat itu Yessy berumur enam tahun.
Bakatnya mulai terlihat ketika mengikuti kejuaraan Horizon Cup 2001 dan menjadi juara 3. Saat itu, Yessy mengikuti nomor 100 m gaya bebas. Ia makin intensif berlatih dan rutin mengikuti pertandingan. Meski tak selalu menjadi juara pertama, ia tidak mundur dan tak mengurangi porsi latihan.
Ia juga mulai mempelajari gaya kupu-kupu dan gaya punggung untuk melengkapi keterampilan renangnya.
Pada usia 13 tahun, ia menemukan kegairahan dalam berlomba di gaya punggung.
Dalam Kejuaraan Nasional Renang 2007, ia merebut juara pertama 100m gaya punggung kelompok umur IV. "Saya mendapat feeling di gaya punggung. Semua gerakan saya terasa ringan dan cepat," kata Yessy, yang kini pelajar kelas II SMAK II BPK Penabur, Bandung.
Pada PON 2008 di Kalimantan Timur, ia meraih perak di nomor 200 m gaya pungggung pada usia 14 tahun. Setelah itu, Yessy dipanggil mengikuti pelatnas renang dan dipersiapkan menghadai SEA Games 2009 Laos. Namun, ia gagal berangkat karena sakit tifus.
Dendam atas kegagalannya dua tahun lalu, dia berlatih keras untuk menebusnya. Anak bungsu dari tiga bersaudara itu berlatih 3-7 jam sehari. Dia juga latihan fisik dua kali seminggu.
"Selain latihan sprint, Yessy tekun berlatih renang sampai 10.000 m setiap hari. Dia juga berlatih di ketinggian yang memiliki kandungan oksigen tipis. Ini membuat staminanya kuat," kata Bambang Udaya, manajer tim renang Indonesia.
Stamina, kata Yessy, merupakan kunci kemenangan di 200 m gaya kupu-kupu. Kecepatan saja tak cukup, ada jarak yang cukup jauh harus ditempuh sehingga stamina menentukan.
Saat berlomba, Yessy sempat tertinggal dari perenang Filipina, Dorothy Grace Hong, di 100 m pertama. Namun, ia mampu mengejar dan ganti memimpin pada 100 m berikutnya sampai menang.
Di sela-sela latihan dan perlombaan, ia tetap berkomitmen melanjutkan pendidikan. Untung, sekolah tempatnya belajar memberi toleransi berlatih dan mencetak prestasi.
"Aku sering harus mengejar pelajaran yang tertinggal dan tes yang terlewatkan. Aku terbantu dengan guru-guru yang mau menolong memberikan modul agar dapat mengejar ketertinggalan dan ujian susulan," katanya.
Yessy pun tetap akan melanjutkan kuliah seusai SMA, sambil terus berenang. "Pendidikan dan renang harus jalan bersamaan," katanya.
Menuju olimpiade
Yessy sedang berusaha lolos kualifikasi Olimpiade 2012 London. Olimpiade adalah obsesinya sebagai perenang putri. Sayang, catatan waktunya masih kurang 0,29 detik dari kualifikasi olimpiade.
"Wah, tinggal sedikit lagi memenuhi kualifikasi olimpiade. Aku ingin segera merasakan berlaga di Olimpiade London, bukan di Olimpiade Rio 2016," katanya.
Dia berjanji akan berlatih lebih keras di pelatnas agar dapat memenuhi kualifikasi tersebut. Sampai kini, Yessy belum berencana berlatih di luar negeri.
Selain mengikuti olimpiade, ia juga berencana kembali merebut emas di SEA Games 2013 Myanmar. Strategi baru akan disusun agar dia dapat merebut lebih banyak emas di kolam renang, seperti pada nomor 50 m dan 100 m gaya punggung.
"Yessy punya bakat dan determinasi yang bagus sebagai perenang. Jika dilatih lebih intensif, sangat mungkin dia menembus olimpiade di nomor unggulannya ini," kata Hartadi Nurtjojo, kepala pelatih tim renang Indonesia.
Perairan terbuka
Memiliki stamina prima juga membuat Yessy mampu menjadi atlet yang andal untuk mengikuti renang perairan terbuka. Renang perairan terbuka adalah renang di laut atau danau, bukan di kolam renang.
Kariernya di renang perairan terbuka dimulai saat mengikuti seleksi di nomor itu untuk Asian Beach Games 2008 di Bali, dan lolos untuk pertama kalinya. Saat perlombaan, ia hanya menempati urutan keenam.
Namun, Yessy terus berlatih keras di perairan Kepulauan Seribu untuk menebus kegagalan itu. Hasilnya cukup memuaskan, ia merebut perak pada nomor 10.000 m pada Asian Beach Games 2010 di Oman.
Ketekunannya berlatih renang jarak jauh membuat staminanya semakin kuat. Untuk menambah pengalaman bertanding, Indonesia mengirim Yessi ke kejuaraan akuatik dunia di Shanghai, China, Agustus 2011.
Hasilnya, ia menempati posisi ke-50 di nomor 10.000 m dan posisi ke-34 di nomor 5.000 m. Meski belum mampu menembus posisi 10 besar, hasil itu terbilang bagus karena Yessy lebih unggul dibandingkan dengan semua perenang Asia Tenggara lainnya.
"Yessy hanya kalah dari perenang Eropa dan Amerika yang posturnya jauh lebih besar. Di Asia, hanya perenang China yang mampu mengalahkannya. Jika terus berlatih keras, Yessy sangat mungkin menjadi yang tercepat di Asia," kata Amir Husein, Kepala Bidang Renang Perairan Terbuka PRSI.
Setelah merebut emas di kolam renang, Yessy harus berjuang lagi di perairan Pulau Putri untuk merebut emas renang perairan terbuka di nomor 5.000 m dan 10.000 m. Dia adalah salah satu andalan Indonesia di kedua nomor itu.
Selain memiliki stamina kuat dan teknik yang baik, Yessy juga punya kemampuan navigasi dan pengenalan arus yang baik. Ia dapat menentukan strategi berenang dengan memanfaatkan arus air dan memilih rute yang paling efektif agar dapat mencapai waktu tercepat.
"Renang perairan terbuka punya tingkat kesulitan yang tinggi. Meskipun kita sudah melakukan survei arus dan kondisi udara, semuanya dapat berubah dalam waktu semalam saja. Jadi, kita harus mampu beradaptasi dengan cepat saat pertandingan," katanya.
Ayo terus berjuang Yessy!
Dikutip dari KOMPAS, RABU, 16 NOVEMBER 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar