Selasa, 19 Oktober 2010

Andre Sougarret, Insinyur Cile, Otak Penyelamat

Andre Sougarret, otak penyelamatan 33 petambang di Gurun Atacama, Cile , dipuji.Berkat upayanya, 33 petambang keluar dari kedalaman 700 meter di dalam tanah, Rabu (13/10), setelah terjebak sejak 5 Agustus. Pamornya pun melejit.

ANDRE SOUGARRET

Usia : 46 tahun
Menikah dan dikaruniai tiga putri
Jabatan : Manajer di El Teniente, pertambangan tembaga Cile, terbesar di dunia dalam konteks pertambangan tembaga bawah tanah
Lulusan : University of Chile
Spesialisasi : Metodologi pengeboran

Oleh PASCAL BIN SAJU dan DAHONO FITRIANTO

Sougarret tidak dikenal dunia sebelum rabu pekan lalu. Ia hanya seorang insinyur biasa, seperti yang lain, dan manajer di perusahaan tambang milik negara Cile, El Teniente.
"Hebat, bapak adalah yang terbaik. Sekarang pulanglah ke rumah," demikian putrinya Ivy, memberikan ucapan selamat kepada Sougarret lewat Twitter.
Maklum Sougarret sudah dua bulan menghabiskan waktu terus-menerus di pertambangan di Copiapo, Cile Utara, dan kembali ke Rancagua, Cile Selatan.
Menteri Pertambangan Cile Laurence Golborne, arsitek politik penyelamatan, menyatakan bahwa dia pernah bertaruh dengan Sougarret. Rencana apa, dari tiga yang disusun sekaligus, yang bisa menjangkau petambang lebih dulu? "Dia menang. Sudah barang tentu, dia memiliki kelebihan. Saya ahli kimia dan dia ahli pertambangan," kata Golborne yang ditimpali Sougarret dengan senyum tersipu-sipu, saat mereka bercanda, Kamis (14/10), seusai penyelamatan.
Ayah dari tiga putri ini menjadi buah bibir setelah terowongan selebar 71 sentimeter pada "Plan B" (Rencana B) menjadi media evakuasi bagi para petambang.
Pekerjaan "gila" itu baru pertama kali dilakukan sepanjang sejarah pertambangan di dunia. Ini semua bermula dari Presiden Cile Sebastian Pinera yang memercayai Sougarret sebagai koordinator tim pencarian dan penyelamatan. Sougarret sempat bingung ketika Presiden Pinera berpesan agar dia melakukan yang terbaik.

"Plan B"

Tidak ada yang bisa memastikan, pengeboran harus dilakukan di titik mana agar bisa mencapai ruang tempat petambang berkumpul. Pekerjaan ini sangat menantang sekaligus beresiko.
Pria lulusan Fakultas Teknik Pertambangan Universitas Cile ini lalu merancang tiga strategi, yakni Rencana A, B, dan C. Semula rencana dijalankan secara bersamaan. Intinya, tiga lubang digali dengan harapan salah satu bisa menjangkau para petambang.
Namun, Sougarret dan tim nya masih dihantui persoalan. Seberapalebar diameter terowongan harus dibor? Bagaimana jika pengeboran menyebabkan material runtuh dan malah menimbun para petambang yang terjebak?
Ini tidak mudah. Sougarret mendatangkan sejumlah teknisi dari Australia, Inggris, kanada, Jepang, Amerika Serikat, dan Afrika Selatan. Semuanya diminta memberikan opini soal penyelamatan, tidak saja soal penggalian lubang, tetapi juga pembuatan kapsul serta pakaian yang digunakan saat petambang ditarik keluar.
Semua pekerjaan didiskusikan, dilakukan dengan transparan, disertai sistem pelaporan yang mengalir lancar. Informasi juga harus disajikan kepada para wartawan.
Dari sekian teknisi yang dipanggil, salah satunya adalah Gregory Hall (50), orang penting dibalik keberhasilan "Plan B". Dia mengusulkan metode pengeboran yang bisa menembus lokasi pertambangan yang sangat keras karena lapisan emas dan tembaga itu.
Hall, seorang warga Houston, Texas, AS, kebetulan memiliki bisnis di Cile. "Negeri Cile telah begitu baik kepada saya. Saya mencintai rakyatnya seperti keluarga. Saya merasa terhormat karena bisa membalas kebaikan itu," tutur Hall tentang keterlibatannya dalam proses penyelamatan yang dipimpin Sougarret, seperti dikutip portal www.theeeagle.com.
Pengeboran pun dimulai. Krisis datang pada 19 Agustus. Pengeboran tidak menemukan apa-apa. hatinya tidak tenang, apalagi keluarga para petambang mulai marah besar. Biaya yang dikeluarkan pun tidak tanggung-tanggung sekitar Rp.210 miliar.
"Keadaan memang genting, hal-hal kecil pun bisa membuat ketegangan," kata Jorge, seorang insinyur yang juga saudara kandung Sougarret.
Syukurlah, setelah melakukan pengeboran lebih dari dua bulan, atau tepatnya pada 9 Oktober, terowongan versi "Rencana B" menembus kedalaman 622 meter. Di titik itu terdapat sebuah ruang bawah tanah yang bisa dicapai para petambang. Sougarret girang bukan main.
Sabanhari ia terus menyajikan informasi teknis kepada publik mengenai usaha pencarian dan penyelamatan. Berkat dia, wartawan dan satu miliar penonton televisi di dunia mengenal istilah teknik, seperti strata, teknik memutar, penutup, dan rock quality designation (RQD)
Sougarret yang setiap hari khawatir menjadi lega. Ia sadar akan risiko sebagai pengemban tanggung jawab. Dia bisa disalahkan jika petambang ditemukan sudah dalam kondisi tak bernafas.
Meski demikian, berkat do'a, ketekunan, dan kerja keras tim yang dipimpin Sougarret, mereka akhirnya dapat berkomunikasi langsung dengan para petambang. Dia tidak bisa menyembunyikan perasaan bahagia ketika para petambang yang terjebak dalam di dalam tanah itu memanggilnya "bos".
"Saya menilai kehidupan keluarga itu amat penting. Saya ingin menyatukan mereka untuk bisa kembali lagi hidup bersama dengan keluarga," kata Sougarret.

Dikutip dari KOMPAS, RABU, 20 OKTOBER 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar