Selasa, 19 April 2011

Hadi, Berburu Batu hingga ke Baliem


BIODATA

Nama :FX Hadi Wijaya
Lahir : Bogor, 25 Februari 1948
Istri : Lanny Lesmana
Anak :
- Handrian Hadi Wijaya (39)
- Vivi Kartika (36)
- Sunny Kartika (34)
- Vonny Kartika (32)
Keanggotaan :
- Metafisika Studi Club
- Asosiasi Penyembuh Alternatif Indonesia (APALI)
- Asosiasi Konsultan Spiritual Indonesia
- Forum Komunikasi Paranormal dan Penyembuh Alternatif (FKPPAI)

Rumah Hadi Wijaya (61) di Jalan Arjuna, Cipaku Indah II, Kota Bogor, Jawa Barat, seperti dikepung batu. Sejak dari halaman, ruang tamu, kamar tidur, sampai ke pintu kamar mandi mata kita tertumbuk pada hamparan batu. Batu menempati posisi istimewa dalam keluarga Hadi, bahkan menopang hidupnya sejak berpuluh tahun silam.

Oleh PUTU FAJAR ARCANA

Hadi tak pernah berpikir bahwa hidup keluarganya akan benar-benar bergantung pada batu. "Sewaktu saya menikah muda, orangtua bilang, 'kamu menikah muda, apa keluargamu mau dikasih makan batu'. Saya memang menikah pada umur 21 tahun," tutur Hadi Wijaya, Senin (3/8) di rumahnya yang beraroma harum dan dipenuhi aura energi positif. Energi itu memancar dari ribuan batu kristal, akik, giok, dan suiseki yang "menghuni" setiap sudut ruangan rumahnya.
Sejak usia muda itu pula sesungguhnya Hadi sudah dikenal sebagai pemain batu. Ia mula-mula menyenangi keindahan batu akik dan giok. Seiring dengan kemampuannya menguasai energi penyembuh reiki yang ia pelajari dari master reiki Ismail Ishak, pengetahuannya tentang kekuatan energi batu bertambah.

Batu kristal, menurut Hadi, mengandung piezo elektrik, energi yang bisa dimanfaatkan sebagai penyembuh. Sejak zaman Mesir Kuno dan juga Yunani Kuno, tambah Hadi, para raja sudah memanfaatkan batu kristal sebagai media penyembuhan. "Sekarang kristal kan juga dimanfaatkan sebagai katalisator pada radio dan televisi," tutur Hadi.
Hadi kemudian menyinergikan reiki dengan kekuatan yang ada pada batu kristal, sampai kemudian ia berkesimpulan, "Kristal bisa menarik energi positif dan membuang energi negatif." Pada kristal berwarna hijau, misalnya, terkandung energi positif yang bisa menetralisasi penyakit jantung. "Energi dalam batu kristal bisa dilipatgandakan dengan reiki, bahkan bisa diprogram kepada siapa energi itu diperuntukkan," tambah suami Lanny Lesmana ini.
Saat ini, selain sebagai master reiki, di rumahnya, Hadi Wijaya juga membantu penyembuhan alternatif dengan menggunakan batu kristal, membuka aura positif seseorang, konsultan spiritual, serta sesekali turut meramal. "Kemampuan meramal dengan daun palem itu saya pelajari di Tanjungkait Banten," tutur Hadi.
Sebagaimana filosofi dalam reiki, yang menyalurkan energi semsta untuk penyembuhan, Hadi juga melakukan penyembuhan secara sukarela. "Saya tidak boleh memasang tarif, bahkan pernah ada yang datang untuk disembuhkan karena tak punya uang, malah saya kasih ongkos," katanya.

Karma

Hadi Wijaya menuturkan, apa yang dia lakukan saat ini tak lain sebagai upaya menjalankan karmanya sebagai manusia. "Saya mau menebus karma supaya hidup dengan lebih baik," tuturnya. Dalam keseharian di rumahnya, Hadi menyimbolkan pengabdiannya kepada banyak orang dengan menanam puluhan bonsai di atas batu yang keras.
"Kenapa pohon ini," kata Hadi sembari menunjukkan sebuah pohon beringin yang segar, "bisa hidup di atas batu? Pasti karena ada yang merawat. Walau dia hidup di tempat yang keras toh tetap tumbuh. Begitu juga dengan hidup kita, tetap bisa berjalan dan tumbuh sehat karena ada alam yang merawatnya," ujar Hadi.
Perjalanan Hadi untuk mencapai tingkat spiritualitas seperti saat ini tidaklah mudah. Sejak awal tahun 1990 ia sudah menjelajah Pulau Sumatera, kalimantan, dan Papua untuk menemukan batu. hadi bahkan sampai ke Lembah Baliem, Papua, dan bersama suku setempat "mengeduk" sungai untuk menemukan keindahan yang terpendam di dasar bumi. "Banyak batu indah yang saya temukan di Baliem. Itu membuktikan satu hal, betapa sebenarnya potensi alam kita luar biasa, tetapi suku-suku pedalaman tetap hidup sederhana, bahkan terbelakang...," kata ayah empat anak ini.
Pada beberapa daerah yang ia jajal, Hadi sebagian besar menemukan suiseki, batu-batu yang terbentuk karena endapan air selama ribuan tahun. Ia pernah menemukan batu yang mengimajinasikan sebuah panorama dengan gunung dan danau di Sumatera Barat. Batu ini kemudian dinobatkan sebagai batu terbaik di dunia dalam satu kontes di Taijon, Korea Selatan, tahun 1993. Batu temuannya juga pernah memenangi Iwasaki Award untuk kategori suiseki dari World Friendship Federation.
Suiseki tak hanya mengeksplorasi keindahan. Di dalamnya, tutur Hadi, juga terdapat imajinasi yang bisa mengantarkan kita pada pengakuan akan kebesaran alam. Satu dari ribuan koleksi suiseki di rumahnya terdapat Budha Bless You, sebuah serpihan batu yang menyerupai patung Budha gautama. batu ini ditemukan Hadi di daerah Ujung Genting, Jampang Kulon, Jawa Barat. "Suiseki ini pernah memenangni juara Asia Pasifik dalam satu kontes tahun 2007," kata Hadi.
Temuan-temuan itulah yang membuat Hadi makin yakin bahwa kesenangannya pada batu tak sekadar berhenti pada hobi. Pada batu terdapat estetika alami yang mengandung nilai-nilai spiritual amat dalam. Tak jarang di antaranya mengandung energi penyembuh yang makin menyadarkan kita pada kekuatan mahasuci dari alam. Bahwa relasi antara manusia dan alam harus senantiasa berjalan harmonis untuk tetap menjaga kesadaran saling membutuhkan.
(FX PUNIMAN, Wartawan di Bogor)

Dikutip dari KOMPAS, SELASA, 11 AGUSTUS 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar