FABIANUS PAGAN
Lahir: Kloangpopot, Maumere, Nusa Tenggara Timur, 1931
Pendidikan terakhir: Sekolah Rakyat
Istri: Laurensia Lodan
Anak: Hilerianus Raga
Empat puluh tahun lalu atau sekitar tahun 1972 merupakan momentum berharga yang membawa perubahan besar dalam kehidupan ekonomi keluarga Fabianus Pagan. Momentum itu juga membuat dirinya mendapat julukan sebagai "Si Raja Durian Maumere".
OLEH SAMUEL OKTORA
Tidak mengherankan kalau Fabianus Pagan mendapat julukan "Raja Durian", mengingat saat panen raya durian, dia bisa mengantongi sekitar Rp 70 juta. Seperti pada akhir Maret lalu, yang merupakan masa akhir panen raya durian di Kabupaten Sikka, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.
Pada panen kali ini Fabianus menyetorkan uang Rp 70 juta untuk disimpan pada Koperasi Kredit Obor Mas Maumere. Uang itu merupakan hasil penjualan ribuan durian dari kebun miliknya di Desa Kloangpopot, Kecamatan Doreng, Sikka.
"Memang baru 50 pohon yang berbuah, tetapi hasilnya sangat menjanjikan," katanya.
Keluarga besar Fabianus adalah pelopor penanaman durian di Kloangpopot, Kecamatan Doreng. Dari 21 kecamatan di wilayah Sikka, daerah yang menghasilkan durian hanya dua kecamatan, yakni Doreng dan Hewokloang, dengan total area sekitar 10 hektar.
Di Kecamatan Doreng, desa penghasil durian terbesar adalah Kloangpopot. Di sini Fabianus menjadi warga yang mempunyai pohon durian terbanyak, yakni sekitar 500 pohon.
Namun, Fabianus mengaku, belakangan ini dia terpaksa menebang sekitar 200 pohon durian. Alasannya, dia merasa kewalahan mengurus kebunnya seorang diri.
Merantau
Awal yang membawa bibit durian ke Kloangpopot adalah almarhum Yohanes Pajung, kakak Fabianus Pagan. Bibit durian itu dibawanya dari Makassar, Sulawesi Selatan.
Fabianus yang kemudian merantau mulai tahun 1954 pun mengikuti jejak sang kakak. Dia juga membawa bibit durian dari tempatnya merantau.
Pria yang menikah pada 1962 itu mengadu nasib dengan menjelajahi sejumlah wilayah Indonesia, di antaranya Makassar, Bali, Pulau Jawa, kalimantan, Sumatera, Maluku, dan Papua. Berbagai jenis pekerjaan pernah dicobanya, mulai dari pembantu rumah tangga sampai penjaga toko.
"Waktu itu saya memutuskan merantau untuk memperbaiki nasib, selain mau mencari pengalaman sekaligus menambah wawasan dari luar kampung. Setelah menikah, saya pamit sama keluarga untuk merantau sekitar empat bulan. Lalu saya kembali lagi, begitu seterusnya," ungkapnya.
Selama di perantauan, Fabianus memilih bergaul dengan kalangan orang tua untuk bertukar pengalaman. Lelaki yang mempunyai hobi mendengarkan siaran berita dari radio asing itu juga lebih suka berada di daerah pedesaan yang alamnya mirip dengan kondisi di kampungnya.
Di daerah perantauan dengan alam yang subur serta ragam tanaman buah dan tanaman perdagangan yang memberikan dampak ekonomi bagi petani, Fabianus pun termotivasi untuk menanam tanaman serupa di kampungnya. Ia punya kebun di Kloangpopot.
Mengumpulkan bibit
Fabianus mulai mengumpulkan bibit tanaman buah. Ketika dia kembali ke Sikka, bibit itu dibawanya. Di kebunnya kini tumbuh tak hanya pohon durian, tetapi juga rambutan, nanas, salak, nagka, ubi kayu, kelapa, kakao, dan sekitar 280 pohon cengkeh.
"Saya masih ingat, bibit kecapi, nanas, dan rambutan dibawa dari Kampung Sawah, Jakarta. Dulu, saya juga mempunyai kebun kopi yang luas, sampai mendapat julukan 'Raja Kopi' di Maumere, ha-ha-ha. Tahun 1982 semua pohon kopi saya tebang karena kesulitan pasar," katanya.
Tahun 1972 ia mengumpulkan biji durian di Surabaya, Jawa Timur, hingga sekantong besar. Biji durian itu dia kumpulkan dari kerabat yang makan durian. Ketika kembali ke Sikka, bibit durian itu dia bawa dan ditanamnya.
Tahun 1980, pada usia 49 tahun, Fabianus memutuskan tak lagi merantau. Ia ingin fokus mengembangkan kebun buah dan tanaman perdagangan. Langkah kakek dari delapan cucu ini menanam durian tidak sia-sia. Dalam kurun waktu sekitar tujuh tahun, pohon durian di kebunnya berbuah. Ia sampai kehabisan tenaga mengurus kebun durian itu.
Pasalnya, saat panen, dia mesti berkeliling memantau dan mengambil buah durian yang telah masak di pohon dan jatuh ke tanah. Padahal, ia merasa tak lagi muda.
"Itulah rahasia durian Maumere terasa enak. Umumnya pemilik durian di desa ini tidak mau memetik buah yang masih di pohon. Mereka hanya mengambil buah yang sudah jatuh ke tanah," tutur Fabianus.
Durian cocok di daerah beriklim sejuk dan bertumbuh baik di dataran tinggi yang terletak lebih dari 500 meter di atas permukaan laut. Oleh karena itu, durian yang ditanam di Kloangpopot tumbuh baik karena desa yang terletak sekitar 25 kilometer dari kota Maumere ini berada pada ketinggian sekitar 800 meter di atas permukaan laut.
Warna daging durian Maumere ada yang kuning dan putih, tebal, berbiji kecil, rasanya manis, lembut, serta berkulit tipis. Berat durian Maumere 1,5-2,5 kilogram. Durian berwarna kulit hijau dan kuning kecoklatan itu dijual dengan harga Rp 15.000-Rp 35.000 per buah.
Melibatkan warga
Ketika panen, Fabianus biasanya meminta jasa warga setempat untuk mengumpulkan dan mengangkut durian dari kebunnya untuk dibawa oleh tukang ojek. Ia memberi mereka upah sekitar Rp 1.000 per buah. Dengan ojek, buah durian dinaikkan ke mobil bak terbuka yang parkir di jalan desa.
"Upah untuk tukang ojek sekitar Rp 10.000 per 30 durian," katanya. Ada pun untuk jasa transportasi mobil bak terbuka dari desa ke pasar sebesar Rp 50.000 per 100 buah.
Selama ini hasil penjualan durian terbukti dapat menopang ekonomi keluarga. Di tanah warisan miliknya di Maumere, Fabianus membangun dua rumah dan 12 kamar indekos. Dua rumah itu ia kontrakkan dengan sewa masing-masing Rp 25 juta per tahun dan tarif indekos Rp 1,5 juta per kamar per tahun.
Pohon durian berusia puluhan tahun dapat menghasilkan 800-1.000 buah. Jika durian kecil dari Kloangpopot bisa dijual Rp 25.000 per buah, dan setiap pohon durian menghasilkan 800 buah, berarti sekali panen untuk satu pohon saja Fabianus memperoleh sekitar Rp 20 juta.
Bisa dibayangkan apabila Fabianus mempunyai 300 pohon durian yang produktif, tentu keuntungan berlimpah dalam genggamannya. Apalagi peluang bisnis atau permintaan durian di Maumere ataupun Flores cenderung tinggi karena lahan kebun durian di kawasan ini masih terbatas.
Keberhasilan Fabianus mengembangkan durian telah menginspirasi dan memotivasi warga Desa Kloangpopot dan sekitarnya. Warga pun berlomba-lomba menanam pohon durian. Bahkan, sejumlah warga Kloangpopot sudah ada yang berhasil mengikuti jejak Fabianus.
Dikutip dari KOMPAS, RABU, 25 JULI 2012
sabung ayam jago terpercaya indonesia
BalasHapusdapatkan bonus 8x menang s/d IDR 500.000,- bebas arena
Untuk Info, Bisa Hubungi Customer Service Kami ( SIAP MELAYANI 24 JAM ) :
Telegram : +62812-2222-995 / https://t.me/bolavita
Wechat : Bolavita
WA : +62812-2222-995
Line : cs_bolavita
BOLAVITA Adalah Agen Judi Online Indonesia yang berdiri sejak 2013. Menjadi salah satu Situs Judi Online Terpercaya di Indonesia yang menyediakan berbagai jenis permainan yang sangat lengkap dan sudah di akui banyak kalangan pecinta judi online Di Indonesia.
BalasHapusTersedia :
» Judi Bola Online / Sportsbook
» Sabung Ayam ( Wala / Meron )
» Casino Live ( Player / Banker )
» Slot online ( Mesin Jackpot )
» Togel Online ( Toto Online )
» Bola Tangkas ( Tangkasnet / 88Tangkas )
» Tembak Ikan ( Fishing Hunter )
» Poker Online
» Domino
» Dan Masih Banyak Lainnya.
Menyediakan :
• Judi Online Deposit Ovo
• Judi Online Deposit Gopay
• Judi Online Deposit Dana
• Judi Online Deposit Linkaja
• Judi Online Deposit Pulsa
• Judi Online Deposit Bank
Promo Spesial :
★ Bonus Deposit Pertama 10%
★ Bonus Deposit Setiap Hari 5%
★ Bonus Cashback Mingguan 5% - 10%
★ Bonus Referral 7% + 2%
★ Bonus Rollingan 0,5% + 0,7%
★ Bonus 100% Win Beruntun 8x, 9x, 10x
Link Pendaftaran »»»» https://bit.ly/3b2Tnq7
Kontak WhatsApp »»»» Klik Link : https://bit.ly/aktif24jam
Link Layanan Live Chat (24 Jam Online) »»»» https://bit.ly/2VD8fER